Arsip Tag: d3000

Dolan Kawah Putih

Hore hari telah berganti, berarti tujuan berikutnya sudah berganti. Hari keduaku di bandung dilakukan dengan mengunjungi kawah putih di selatan kota bandung. Sempat terbayang nanti berapa banyak tangga yang harus kuturuni dan kunaiki untuk menuju kawah itu. Sempat terbersit di pikiranku apakah kakiku mampu untuk menghadapi medan seperti itu. Tapi yang namanya dolan must go on….

macro photograph using false colour camera

sawah di kamera false colour

sawah yang hijau saat difoto dengan kamera yang telah dioprek custom limited  false clour akan menghasilkan warana yang jauh berbeda dengan aslinya. Daun-daun yang hijau berganti menjadi warna kuning. Trus bagaimana ya kalau kamera tersebut di pakai buat memfoto dengan macro extension tube (maklum lensa makro belum kebeli terus/gak punya duit).

Dunia yang kecil di badakian dengan kamera oprekan akan menghasilkan:

photo taken using nikon D3000 (custom limited false colour), macro extension tube. Edited using photoshop CS 4 (contrast)

bunga bunga kayu laba-laba DSC_5506 bunga asar, yang selalu mekar sore hari bunga pohon putri malu bunga putri malu ulat belalang DSC_5540 lalat DSC_5546

kameraku jadi custom limited false colour

51968_1652385598693_6003087_o 52519_1650532512367_2474072_o infra red

foto diatas bukanlah foto yang rusak atau salah sensor ya… foto diatas dibuat dengan menggunakan filter ir 720nm. Filter tersebut akan menjadikan foto menjadi kemerahan, karena filter IR  tersebut akan meneruskan sinar infra merah dan menghalangi spektrum cahaya lain masuk ke dalam sensor kamera, sehingga dihasilkan warna yang sedikit kemerahan.

Penggunaan Filter ini pada lensa kamera cukup sulit karena shutter di setting pada kecepatan yang lambat, karena pada dasarnya sensor kamera tidak peka pada spektrum cahaya ini. Untuk menghasilkan gambar yang agak terang diperlukan waktu diatas 2 detik. Coba bayangkan kalau memfoto orang, pasti sudah goyang2, kaya’ foto diatas.

Foto tersebut diambil sekitar bulan oktober 2010 (foto jadul dengan kamera jadul)

Sekarang ada cara yang lebih cepat yaitu dengan mengoprek kamera menjadi IR atau dengan fale colour… Kamera d3000 ku kucoba kurubah dengan cara merubah dengan false colour… hasilnya:

DSC_5012 DSC_5017 DSC_5018 DSC_5034 DSC_5036 DSC_5042 DSC_5044 DSC_5047 DSC_5048 DSC_5049 DSC_5050

Senjataku, kamera + lensa yang ada saat ini

Meskipun aku buka seorang fotografer atau tukang foto, tapi aku suka dolan, jalan-jalan dan melihat keindahan alam. karenanya aku memiliki beberapa senjata yang ku gunakan untuk mengabadikan dolan2ku tersebut.

Kamera D3000, merupakan DSLR pertamaku, dari tahun2010 sudah menemaniku. Kamera ini merupakan level entry, dengan 10MP. Gambar dari d3000 itu lumayan keren,  Tetapi kamera ini sudah mendulang pasir pada ISO 800 ke atas dan harus menggunakan lensa bermotor, karena tidak tersedia motor di body kamera. Dulu belinya dengan lensa kit 18-55mm f/3.5-5.6, tetapi sudah dijual… hehehehehe

Karena tidak puas dengan lensa kit (sifat dasar manusia yang tak pernah puas), dan Butuh untuk mengambil obyek dengan jarak jauh, maka dicari lensa yang bisa mengambil gambar zoom. banyak orang yang sering tanya seberapa jauh bisa mengambil gambar dengan lensa ini? lah kan fokusnya bisa tak terhingga, dan mengambil foto bulan pun bisa, tapi jadinya seberapa di foto itu yang jadi masalah… hehehehehe…. Karena box lupa mengambil, maka jadilah lensa ini tanpa box emasnya. Kamera telezoom 55-200mm f/4.5-5.6. Lumayan lah untuk mengambil gambar jarak jauh dan candid cewek cantik :p

Belajar pakai manual? Tentu saja. Karena penasaran dengan lensa manual, akhirnya lensa ini dibeli. 50mm f/1.4, bukaan diafragma lensa yang begitu besar membuat aku tertarik membeli lensa ini, meskipun harus sampai ke Solo dan ketemu dengan penjual di depan setasiun Balapan, lalu balik ke jogja lagi (perjuangan demi sebuah lensa). Bukaan 1.4 membuat kamera ini bisa membuat foto menjadi bokeh…. sip….

yah ini salah satu lensa andalan. D3000 yang terkenal jelek pada iso tinggi membuat lensa ini harus dibeli.  Hal tersebut dikarenakan untuk pengambilan foto dengan d300o maksimal ISO yang dipakai adalah 400 (iso 800 keatas sudah berpasir). Sehingga lensa dengan bukaan difragma lebih besar dibutuhkan. Lensa ini mempunyai bukaan diafragma (f) 2.8 pada 17mm (wide) sampai 50mm (posisi tele).

Flash internal tidak cukup memuaskan, makanya dibelikan flash yang bisa angguk-angguk dan goyang-goyang. Karena budget terbatas maka hanya bisa beli flash third part, atau diluar merk kameranya… hahahahaha. tapi nggak apa yang penting bisa angguk2 dan geleng2… pertama membeli adalah YN 460, api karena pengendalian flash manual maka akan ketinggalan moment, makanya dibelikan satu lagi yaitu YN 467 yang mendukung TTL , meskipun GN kecil, tetapi adanya zoom head membuat flash ini semakin membantu.

merasakan kamera semipro itu wajib.. waktu itu bingung pilih yang mana, apa mau tetap level entry tapi baru, ata kamera mid level atau bahkan semi pro? mau semi pro seperti d200, d300, kamera pemula seperti d5100 atau bahkan cuma d3100. setelah membaca review dan pengennya beli d5100 (kamer versi baru)  tapi sudah dibooking orang, makanya pilihan jatuh pada D7000 ini. Ternyata hasil gambarnya mantap dan lumayanlah (dibanding D3000). ISO pun bisa dihajar sampai 25600 (meskipun berpasir). O iya BG nya merk mieke. Yah  lumayanlah pakai kamera yang punya motor di Bodinya, tinggal cari lensa yang AF saja, yang AFS mahal…..

Karena kamera ada 2, maka diperlukan tambahan Flash, lagi-lagi Yongnuo menjadi pilihan karena dengan budget terbatas, hanya didapat itu dan dicari yang GN nya lebih besar dari sebelumnya.

Pernah dalam suatu acara nikah, pakai 2 kamera, tetapi karena lensa yang wide cuma 17-50 tamron dan yang lain tele 55-200 mm, maka kesulitan untuk mencari gambar yang sip dengan 55-200 (fokusnya jauh dan cuma bisa foto wajah), maka dicari lensa yang cukup wide dan murah. Pilihan jatuh pada AF 28-80 mm f/3.5-5.6, gak apa AF, kan bisa jalan autofokusnya di d7000 tapi di d3000 harus manual fokus.

Ini lensa terpanjang yang dipunya. dapatnya aja juga kebetulan pas jalan2 di pasar klithikan yogyakarta dapat lensa itu + lensa yang 28-80mm

Gambar Dalam bingkai lensa nikon 24mm f/2.8 AI-s

Image

Menggunakan lensa manual merupakan tantangan tersendiri untuk mengambil gambar dengan kamera. Karena lensa manual tidak dapat disetting auto fokus, sehingga fokus pada kamera ditentukan oleh si pemegang kamera.

Selain manual fokus, ntuk kamera DSLR seperti D3000, D3100, D5000, D5100, D90 yang tidak dapat disetting mettering untuk kamera-kamera lama (non CPU) akan memberikan tantangan ekstra dalam penggunaan kamera manual tersebut. Pada kamera tersebut, kemampuan insting untuk pengaturan diafragma (f) pada lensa dan Shutter Speed benar-benar diuji. Karena ketidak tepatan pengaturan pada kecepatan rana (shutter speed) dan besar bukaan diafragma lensa (f) akan menyebabkan gambar yang diambil dapat under exposure (menjadi gelap) maupun over exposure (menjadi terlalu terang).

Pada kesempatan ini, mumpung adik pulang dan bawa lensa manual, maka tidak ada salahnya mencoba menggunakan lensa manual. kebetulan yang dibawa  adalah lensa nikon 24mm f/2.8 AI-S. Kebetulan untuk kamera yang saya pakai, mettering dapat jalan untuk lensa non CPU, sehingga pengaturan hanya pada fokus yang manual.

Lensa nikon 24mm f/2.8 AI-S mempunyai ukuran filter 52 mm, dengan f terbesar adalah f/2.8 dan yang terkecil f/22. Mempunyai panjang 5.7cm dan berat 250 gram, Berikut adalah hasil jepretan dengan lensa nikon 24mm f/2.8 AI-S:

Image

Image

Image

Image

Image

Image

Image

gambar hanya di resize saja, tanpa pembetulan kontras maupun editing. karena kamera menggunakan format dx, maka dengan menggunkan lensa tersebut sama dengan 35mm pada format FX (fullframe). hasil gambar jepretan Tidak terlalu jelek meski lensa tersebut pertama kali dikeluarkan tahun 1977, body yang terbuat dari metal membuat lensa lebih mantap untuk dipegang.